One butterfly isn't pretty, a piece of its wing is missing
And the force of gravity never helped anything,
but the butterfly still flew as its heart desired.
And I watch it like that
Reflecting on myself like that,
and the life that I've faced and still have.
The dark cycle that revolves around me,
the cell encircling me and the vastness I don't know
Perfection might be the answer,
it's the wound in my heart that keeps deceiving me.
The butterfly looks at me like that,
with so many questions in its eyes.
Finally, it looks at its wing and tells me.
We both still have tomorrow waiting for us
And today, what's hindering us with the past,
the present is different.
The many scars we have, the many times of happiness
and suffering are only the wind,
that will come up and pass you by soon.
- Butterfly, Palmy -
#songlyric
Let us be grateful to people who make us happy. They are the charming gardeners who make our souls blossom.
Thursday, January 1, 2015
Selamat Tahun Baru 2015
Menutup lembaran hari di tahun 2014.
Memasuki kertas putih yang baru, halaman awal album 2015.
Pelajaran yang sangat berharga yang saya dapatkan di tahun 2014 ini, bahwa kita tidak perlu takut dan ragu akan sesuatu yang kita yakini ingin kita jalani. Jika belum siap, maka mohon petunjuk Tuhan untuk selalu dibimbing. Selain itu, banyak hal yang saya pelajari, lebih ke peningkatan kualitas disiplin diri, bagaimana "time management", menghargai orang-orang di sekitar.
Saya sadar bahwa masa yang lalu (hari kemarin), hari ini, dan esok hari itu berbeda. Tergantung dengan apa yang kita lakukan sekarang. Jangan jadikan 'hari kemarin' sebagai sesuatu yang disayangkan jikalau pada masa itu kita mengalami kegagalan. Justru mari kita petik pelajaran berharga disana, jika kita tidak merasakan kegagalan, sedih, dan kecewa, maka kita tidak akan pernah menghargai dan mensyukuri keberhasilan kita yang sekarang. Bagaimanapun kita tidak akan pernah berhenti belajar. Jika kemarin tidak bisa, maka hari ini belajar dari hari kemarin. Jika hari ini masih belum sempurna, maka esok hari mari terus mencoba.
Sebuah kutipan pernah saya dapatkan "Kita tidak tahu doa kita yang keberapa kalinya yang kan Tuhan kabulkan, kita juga tidak tahu usaha kita yang keberapa kalinya yang kan membuahkan hasil. Yang kita tahu hanyalah, perbanyaklah keduanya."
Setiap harinya kita tumbuh. Pemikiran, cara pandang, dan bersikap. Dulu mungkin kita masih kekanak-kanakan. Kita masih memikirkan hal yang pendek. Sekalipun kita memiliki rasa yang besar, kita hanya bisa menyimpannya begitu kuat dan rapat. Tapi sekarang berbeda, ketika kita mulai begitu banyak pertimbangan, dan ketika kita memiliki rasa yang teramat besar, sudah saatnya mungkin diperjuangkan.
Selamat tahun baru Masehi 2015. Semoga resolusi di tahun ini terlaksana, berusaha menjadi lebih baik setiap harinya, memohon perlindungan dan berkah dari Tuhan, dijauhkan dari hal yang tidak baik, serta keputusan yang salah. Aamiin.
- Astiamoy Hadiman -
Memasuki kertas putih yang baru, halaman awal album 2015.
Pelajaran yang sangat berharga yang saya dapatkan di tahun 2014 ini, bahwa kita tidak perlu takut dan ragu akan sesuatu yang kita yakini ingin kita jalani. Jika belum siap, maka mohon petunjuk Tuhan untuk selalu dibimbing. Selain itu, banyak hal yang saya pelajari, lebih ke peningkatan kualitas disiplin diri, bagaimana "time management", menghargai orang-orang di sekitar.
Saya sadar bahwa masa yang lalu (hari kemarin), hari ini, dan esok hari itu berbeda. Tergantung dengan apa yang kita lakukan sekarang. Jangan jadikan 'hari kemarin' sebagai sesuatu yang disayangkan jikalau pada masa itu kita mengalami kegagalan. Justru mari kita petik pelajaran berharga disana, jika kita tidak merasakan kegagalan, sedih, dan kecewa, maka kita tidak akan pernah menghargai dan mensyukuri keberhasilan kita yang sekarang. Bagaimanapun kita tidak akan pernah berhenti belajar. Jika kemarin tidak bisa, maka hari ini belajar dari hari kemarin. Jika hari ini masih belum sempurna, maka esok hari mari terus mencoba.
Sebuah kutipan pernah saya dapatkan "Kita tidak tahu doa kita yang keberapa kalinya yang kan Tuhan kabulkan, kita juga tidak tahu usaha kita yang keberapa kalinya yang kan membuahkan hasil. Yang kita tahu hanyalah, perbanyaklah keduanya."
Setiap harinya kita tumbuh. Pemikiran, cara pandang, dan bersikap. Dulu mungkin kita masih kekanak-kanakan. Kita masih memikirkan hal yang pendek. Sekalipun kita memiliki rasa yang besar, kita hanya bisa menyimpannya begitu kuat dan rapat. Tapi sekarang berbeda, ketika kita mulai begitu banyak pertimbangan, dan ketika kita memiliki rasa yang teramat besar, sudah saatnya mungkin diperjuangkan.
Selamat tahun baru Masehi 2015. Semoga resolusi di tahun ini terlaksana, berusaha menjadi lebih baik setiap harinya, memohon perlindungan dan berkah dari Tuhan, dijauhkan dari hal yang tidak baik, serta keputusan yang salah. Aamiin.
- Astiamoy Hadiman -
Senja di Penghujung Desember
Senja itu,
Daun berguguran di tepian jalan yang kini menjadi tempat disukai. Mengadu pilu, menekan maksud hati. Hati ini sudah tak terbendung namun lagi lagi menahan diri, masih sama seperti waktu itu di senja penghujung Desember.
Senja itu,
Daun berguguran di tepian jalan, sebelumnya tentu ia bergemerisik menyatu dengan semilir angin. Merdu dan sendu. Ahh, sama seperti bisikan hati ini. Tentunya jikalau saja logika tak mengalahkan semua ini, layaknya riak air sungai di penghujung sana yang tak menentu.
Senja itu,
Entah apa yang ada di pikiran masing-masing, Wangi angin dan tanah menyatu dengan alam. Kami biarkan saja seperti ini. Mengadu dan memasrahkan pada jarak dan waktu. Mungkin besok atau lusa, daun gugur di penghujung Desember takkan ada lagi. Digantikan dengan sendunya air hujan yang mematahkan harap. Atau mungkin, ada secercah asa kan berjumpa lagi di lain kesempatan ?
Astiamoy, 2014
Daun berguguran di tepian jalan yang kini menjadi tempat disukai. Mengadu pilu, menekan maksud hati. Hati ini sudah tak terbendung namun lagi lagi menahan diri, masih sama seperti waktu itu di senja penghujung Desember.
Senja itu,
Daun berguguran di tepian jalan, sebelumnya tentu ia bergemerisik menyatu dengan semilir angin. Merdu dan sendu. Ahh, sama seperti bisikan hati ini. Tentunya jikalau saja logika tak mengalahkan semua ini, layaknya riak air sungai di penghujung sana yang tak menentu.
Senja itu,
Entah apa yang ada di pikiran masing-masing, Wangi angin dan tanah menyatu dengan alam. Kami biarkan saja seperti ini. Mengadu dan memasrahkan pada jarak dan waktu. Mungkin besok atau lusa, daun gugur di penghujung Desember takkan ada lagi. Digantikan dengan sendunya air hujan yang mematahkan harap. Atau mungkin, ada secercah asa kan berjumpa lagi di lain kesempatan ?
Astiamoy, 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)